Sejarah Soto Betawi, Kuliner Khas Jakarta
Dilihat : 7046
Soto Betawi dikenal sebagai kuliner khas Jakarta. Soto ini memiliki kuah santan.
Soto betawi adalah soto dengan kuah santan yang isinya berupa daging sapi, jeroan, organ sapi seperti mata sapi, torpedo dan hati. Proses membuat soto betawi dengan cara merebus daging dan jeroan dalam wadah terpisah. Kaldu yang digunakan dalam kuah soto betawi menggunakan kuah kaldu dari rebusan daging sapi. Setelah direbus, bahan-bahan tersebut dipotong kecil-kecil. Sementara itu, bumbu yang digunakan dalam soto betawi meliputi bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, cengkeh, jinten, merica dan garam. Bumbu tersebut dihaluskan dan ditumis bersama dengan daun salam dengan batang serai. Setelah matang, bumbu tersebut dicampur dengan air kaldu daging dan isian dari soto betawi. Lalu ditambahkan santan dan susu.
Dalam penyajiannya, soto betawi disajikan dengan tomat, daun bawang, seledri dan bawang goreng. Adapun emping juga dijadikan sebagai tambahan penyajian soto betawi. Soto betawi juga biasanya dilengkapi dengan jeruk nipis dan acar. Rasa dari soto betawi adalah gurih karena adanya campuran santan dan susu serta memiliki sensasi creamy dari susu. Soto betawi dikenal memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan rasa soto lainnya. Di balik keunikannya, soto betawi ternyata memiliki sejarah, lho!
Sejarah Soto Betawi
Soto Betawi/unileverfoodsolutions.com
Soto betawi baru dikenal oleh masyarakat di tahun 1977/1978. Namun soto betawi sudah dijual dan dikenal oleh sejumlah kalangan masyarakat sebelumnya. Soto betawi sendiri sebenarnya pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen Po. Lie Boen Po adalah seorang penjual soto yang menamai soto dagangannya dengan soto betawi. Pada saat itu soto betawi dijual di THR Lokasari atau Prinsen Park. Soto ini diingat karena dikenal memiliki rasa yang sangat khas. Pada tahun-tahun tersebut nama soto biasanya menggunakan nama dengan sebutan "Soto Pak 'X'" dan sebutan lainnya termasuk soto betawi. Namun nama soto betawi baru mulai populer dan banyak digunakan setelah penjual soto tersebut tutup pada 1991. Sejak saat itulah soto betawi menjadi populer di seluruh Jakarta. bahkan di wilayah lain di Indonesia.
Versi lain mengatakan jika sejarah soto betawi memang tidak bisa lepas dari Tionghoa. Banyak yang mencatat bahwa soto sebenarnya makanan khas Tionghoa yang bernama caudo dan mengalami asimilasi dengan bahasa Indonesia yang kemudian disebut sebagai soto atau coto. Di Tiongkok, caudo merupakan makanan berkuan dan berempah yang berisi jeroan dan daging sapi. Namun perlu diketahui jika soto tidak sama persis dengan caudo. Bumbu rempah caudo mengalami penyesuaian di Indonesia. Namun ada juga yang mengatakan jika bumbu soto dipengaruhi oleh sentuhan India yang menggunakan kunyit, tak lepas dari rempah lokal seperti kemiri atau jeruk limau sehingga menambah kesegaran ketika menyantap soto.
Soto betawi adalah salah satu hidangan yang dapat disantap bersama dengan keluarga. Tidak hanya soto betawi, adapun makanan santan lain yang juga cocok untuk disantap bersama dengan keluarga. Yuk, simak resep masakan santan lainnya di buku 25 Masakan Serba Santan!