Memahami Jawa dari Ragam Kudapannya

Dilihat : 402

Indonesia merupakan negara kepulauan yang menyimpan banyak sekali kekayaan budaya. Salah satu produk budaya yang melimpah itu adalah kuliner. Keanekaragaman makanan di setiap daerah akan sangat sayang jika tidak didokumentasikan dengan baik dan cermat. Oleh sebab itulah kehadiran buku Seri Pusaka Cita Rasa indonesia: Ragam Kudapan Jawa ini hadir pada saat yang tepat.

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kudapan adalah penganan yang dimakan di luar waktu makan atau makan kecil. Biasanya kita juga sering menyebutnya sebagai jajanan. Jadi buku setebal 672 halaman ini membahas dengan tuntas aneka ragam jajanan dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa.

Posisi kudapan yang disantap di luar makanan utama itu bukan berarti membuat makanan ini tidak penting. Buku ini menerangkan mulai aspek historis, antropologis, hingga gizi yang terkandung pada tiap-tiap hidangan tersebut. Dengan menggunakan rujukan ilmiah dan penelusuran yang mendalam Murdjiati-Gardjito, Umar Santoso, dan Eni Harmayanti berhasil menyusun buku ensiklopedia kudapan Jawa yang lengkap, menarik, sekaligus informatif. Ketiga penulisnya yang merupakan profesor di bidang Teknologi Pertanian menjadi jaminan kredibilitas dari informasi-informasi yang disajikan.

Keunikan dari buku ini dibandingkan dengan buku-buku resep lainnya adalah informasi tentang bahan baku beserta kandungan gizi yang ada di dalamnya. Hal ini membuat pembaca tidak hanya disuguhi dengan ukuran-ukuran bahan dalam membuat satu masakan, tapi juga bisa memikirkan asupan gizi apa yang terkandung dalam satu olahan. Dengan memahami kandungan gizi itu pembaca jadi bisa menentukan kudapan apa yang cocok diknsumsi untuk diri sendiri ataupun keluarga terkait kondisi kesehatan atau diet yang sedang dijalani.

Masakan khas Jawa dibuat dengan bahan-bahan alami dari alam maupun bahan olahan. Bahan-bahan dari alam itu misalnya buah, umbi-umbian, ataupun biji-bijian. Sedangkan bahan-bahan olahan bisa dari aneka tepung misal tepung tapioka (singkong), tepung hungkue (kacang hijau), tepung terigu (gandum), tepung beras (beras), tepung beras ketan (beras ketan), tepung gaplek (singkong kering), dan mocaf (singkong fermentasi).

Ragam kudapan

            Pulau Jawa merupakan tempat pertemuan dari berbagai suku bangsa. Keberadaan pelabuhan seperti di Sunda Kelapa, Surabaya, dan pelabuhan lainnya  di pantai utara membuat Jawa sering didatangi suku bangsa dari Arab, Portugis, Spanyol, Belanda, Tiongkok, dan India untuk berdagang. Pertemuan masyarakat antar budaya dengan suku Jawa itu juga membawa pertukaran budaya di bidang kuliner. Hal itu semakin memperkaya khasanah kuliner di Pulau Jawa.

            Daftar resep masakan dalam buku ini dimulai dari kudapan hasil akulturasi dengan bangsa dari luar negeri. Ada beraneka ragam jenis makanan mulai dari roti hingga kue yang sebenarnya sering kita temui. Sebut saja amandelbrodje, bika ambon, sliebolen, croissant coklat, bluder tapai, pastel, bakpia, lumpia, hingga martabak.

            Secara geografis Pulau Jawa sendiri terbagi menjadi lima provinsi. Namun karena luasnya cakupan wilayah dan banyaknya ragam kudapan di dalamnya, peta kuliner dalam buku ini dibagi menjadi sebelas yaitu Betawi, Sunda, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Surakarta, Dulangmas (Kedu, Magelang, & Banyumas), Yogyakarta, Jawa Timur bagian utara, Jawa Timur bagian selatan, dan Madura. Setiap daerah mempunyai kekhasan kudapan yang dipengaruhi oleh ciri khas dan filosofi suku yang tinggal di tempat tersebut.

            Masakan Betawi banyak dipengaruhi oleh berbagai budaya baik luar negeri maupun daerah-daerah di sekitar Nusantara. Hal itu dikarenakan sejak dahulu Jakarta sudah menjadi kota pelabuhan internasional. Kue Dodol misalnya yang mirip dengan kue keranjang (bia gao) dari Tiongkok. Selanjutnya juga ada kue ali bagente yang mendapatkan pengaruh dari Arab dan Tiongkok. Beberapa masakan lainnya yang tercakud di buku ini adalah kerak telor, roti buaya, kue cubit, tapai uli, dan kue pepe.

            Untuk daerah-daerah lainnya juga terdapat banyak sekali ragam hidangan kudapan yang unik. Tidak hanya sebagai makanan biasa saja, beberapa diantaranya juga digunakan sebagai ritual. Di Cirebon bubur merah putih disajikan untuk memperingati tujuh hari lahiran bayi. Ketika menjelang bulan suro mereka juga membuat bubur suro.

            Beberapa makanan dibuat juga pada awalnya untuk kalangan tertentu. Bladerdeg misalnya, kudapan akulturasi dengan Barat ini merupakan kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sedangkan sumo ewo, makanan yang terpengaruh panekuk asal Belanda ini merupakan makanan kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

            Beberapa makanan antar daerah ada yang mempunyai kemiripan. Misalkan rengginang lorjuk. Kudapan dari Madura ini hampir sama dengan rengginang dari daerah lainnya di Pulau Jawa. Hanya saja di Madura ditambah dengan lorjuk (kerang bambu)

Dokumentasi Kuliner

            Membaca buku Seri Pustaka Cita Rasa Indonesia: Ragam Kudapan Jawa memberikan pengalaman tersendiri bagi pembaca. Bagi yang suka masak memasak, buku ini pastinya akan menjadi kamus resep yang sangat penting untuk membuat masakan semakin bervariasi. Mereka juga bisa memodifikasi bahan pembuatannya dan disesuaikan dengan kebutuhan diet ataupun untuk mencoba variasi-variasi baru masakan.

            Bagi orang yang tidak suka memasak pun buku ini sangatlah menarik. Hampir semua masakan disertai dengan foto dan informasi singkat tentang makanan tersebut. Tentunya hal itu akan menjadi pendorong pembaca untuk mengetahui lebih jauh kudapan-kudapan yang sering terhidang di rumah, warung, toko, atau pasar terdekat. Syukur-syukur jika pembaca juga akan tergerak untuk mulai mencoba membuat satu atau dua resep kudapan setelah membaca buku ini.

            Bagi akademisi, buku ini sangat bergunak karena menjadi sebuah database kuliner kudapan yang lengkap dan ilmiah. Buku ini dapat dijadikan rujukan bagi mahasiswa untuk meneliti kuliner dari Pulau Jawa.

Untuk memesan buku ini bisa langsung menuju www.andipublisher.com. Selamat membaca.