Bali di Terjang Banjir
Dilihat : 26

Hujan deras mulai mengguyur Bali sejak Selasa pagi, 9
September 2025. Genangan air mulai naik di beberapa tempat sekitar pukul 03.00
WITA pada Rabu (10 September 2025) pagi. Genangan air nai terjadi di bebera
tempat antara lain, Pasar Kumbasari, Denpasar, pedagang mengatakan air
tiba-tiba naik sekitar jam 03.00 WIT. Di beberapa jalan besar di Denpasar dan
Badung, air mulai masuk ke rumah/kos di sekitar waktu itu juga (sekitar dini
hari) setelah hujan yang sudah berlangsung lama sejak tadi malam. Jadi secara
ringkas: banjir mulai terasa parah sekitar 03.00 pagi hari Rabu (10 Sep),
setelah hujan deras mulai sejak pagi sebelumnya (9 Sep) dan makin intens
melewati malam.
Berdasarkan data per Kamis (11/9) pukul 11.00 Wita, BNPB
mencatat total korban meninggal dunia akibat banjir hebat di Bali berjumlah 14
jiwa. Dengan ditemukannya jenazah Maimunah dan satu lagi korban lainnya di Dam
Estuari, maka jumlah korban tewas akibat banjir di Bali menjadi 16 jiwa.
16 korban itu tersebar di beberapa titik di Bali. Di Kota Denpasar sebanyak 10
jiwa, Kabupaten Jembrana 2 jiwa, Gianyar 3 korban jiwa, dan Badung 1 korban
jiwa. Namun demikian, data ini merupakan data sementara yang masih dalam tahap
sinkronisasi oleh Basarnas maupun BPBD.
Sementara itu, ratusan warga mengungsi di beberapa titik pos pengungsian.
Menurut catatan BPBD Provinsi Bali, total pengungsi banjir di Bali mencapai 562
orang. Rinciannnya, sebanyak 327 warga mengungsi di Jembrana dan 235 warga di
Denpasar.
Terdapat jalan, jembatan, infrastruktur umum rusak atau terputus karena banjir
dan longsor. Hujan ekstrem dan luapan sungai dianggap sebagai pemicu utama
banjir. Ada juga laporan bahwa alih fungsi lahan juga jadi faktor yang
diperhatikan oleh lembaga lingkungan (Walhi) sebagai penyebab memperparah
dampak banjir.
Dari peristiwa bencana alam ini peran dari pemerintah, sudah di tetapkan untuk beberapa upaya guna menganggulangi dari dampak banjir tersebut Adalah sebgai berikut :
1. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah menyiapkan barang bantuan seperti makanan, pakaian, tenda.
2. Pemerintah daerah juga akan memberi kompensasi bagi pedagang yang barang dagangannya rusak.
3. Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) telah mengerahkan alat berat dan koordiasi dengan instansi terkait seperti BWS dan TNI-Polri untuk pemulihan dan mitigasi dampak banjir.
4. Presiden memerintahkan respons cepat, termasuk pencarian orang hilang & pemenuhan kebutuhan pokok bagi korban.