Siap Bertahan dalam Era Disrupsi Digital

Dilihat : 490

Perkembangan internet yang begitu pesat dalam waktu 15 tahun terakhir membuat manusia semakin terhubung dengan jejaring digital ini. Baik hubungan antar sesama manusia ataupun perangkat kerja mengarah pada digitalisasi, semua terjadi lebih efektif di internet. Hal ini membuat banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Banyak hal baru muncul, tapi juga sebaliknya banyak hal lama yang ditinggalkan dan menghilang. Jika hal itu tidak diantisipasi, maka besar kemungkinan kita akan kesulitan untuk bertahan dalam dunia yang terus terdigitalisasi.

Dalam bukunya Strategi Transformasi Digital: Solusi untuk Menghadapi Hempasan Gelombang Digital Disruption, Djon Irwanto membeberkan taktik dan siasat yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi perubahan ekstrim dalam kehidupan di era digital ini. Buku setebal 165 halaman terbitan Penerbit Andi ini cukup lengkap mendedah parmasalahan apa saja yang mungkin terjadi sekaligus memberikan alternatif-alternatif solusi untuk tetap bisa bertahan di saat banyak sekali kendala yang muncul ketika banyak sekali tantangan perubahan terutama hilangnya beberapa mata pencaharian dan alat manual yang digantikan oleh komputer atau perangkat digital.

Buku ini terdiri dari 10 bab yang memuat tahapan-tahapan strategi digital yang dilengkapi dengan data ilmiah sekaligus ilustrasi dan foto yang mempermudah memahami persoalan yang dibahas di dalam buku ini. Penulis juga memberikan penekanan atau titik penting yang ada di setiap bab. Hal itu akan mempermudah pembaca mengingat intisari dari bab yang telah dibacanya dan mengelaborasikannya dengan poin-poin ide yaang dibaca di bab berikutnya.

Disrupsi

Pada bab awal penulis menjelaskan tentang perubahan yang terjadi dalam era digital merupakan tuntutan saman yang tidak bisa dielakkan. Internet telah menjadi bagian hidup dari masyarakat modern. Nyaris tidak ada hari yang dilewatkan tanpa internet. Mulai dari membaca informasi, berbelanja, dan juga bersosialisasi. Hal itu membuat munculnya disrupsi dalam kehidupan kita.

Istilah disrupsi digital atau digital disruption akhir-akhir ini sering muncul di media massa. Biasanya dibarengi dengan berita kemunduran suatu aktivitas ekonomi misalnya penjualan buku, baju, atau barang-barang elektronik. Disrupsi yang terjadi juga membawa dampak sulitnya mencari lapangan pekerjaan sekaligus pemberhentian hubungan kerja dalam skala kecil ataupun besar

Menurut Djon, disrupsi berasal dari akar kata disrupt yang berarti mengganggu. “Jadi proses digital disruptionitu secara sederhana bisa diartikan sebagai proses gangguan sampai hacur di era digital” (hal 1-2). Keadaan inilah yang menyebabkan perubahan sosial yang jika tidak diantisipasi akan menyebabkan peristiwa sosial yang pelik dan permasalahan ekonomi yang akan semakin mempersulit kehidupan

Untuk itulah di bab-bab berikutnya Djon menawarkan beberapa strategi untuk menghadap disrupsi digital. Beberapa ditulis secara deskriptif, namu ada juga yang ditulis secara numerik atau poin-poin yang mudah dipahami baik secara terpisah ataupun berurutan.

Rancangan

Dalam membuat strategi bisnis di era digital tentunya tidak akan lepas dari bagaimana membuat suatu rancangan yang tentunya berbeda dengan strategi ekonomi di era pra digital. “Business architecture adalah gambaran ikhtisar tentang rangkaian business process yang merefleksikan rumusan strategi pemecahan masalah bisnis dan keunggulan bersaing suatu perusahaan, yang kemudian diproses oleh teknologi informasi agar dapat mencapai goal yang diinginkan” (hal 11). Dalam bab 2 ini Djon memberi contoh rintisan usaha baru di bidang transportasi yang sudah mempunyai business architecture dalam menghadapi era digital yaitu Gojek dan Grab. Dengan menggunakan GPS dan dan sistem pembayaran digital yang terstandar, perlahan tapi pasti menggeser ojek pangkalan yang masih menggunakan sistem ekonomi manual.

Untuk membuat kerangka business architecture Djon mengajak pembac berpikir dalam konsep systematic problem solving. Dalam satu urutan singkat prosesnya diawali dari elaborasi masalah, creative problem solving, evaluas strength dan weakness, learning, hingga menetapkan model bisnis. Dengan menggunakan konsep ini penulis menekankan pada pembaca untuk tidak berhenti berproses dan terus memperbaharui model bisnisnya jika terjadi permasalahan di tengah perjalanan.

Setelah business architecturejadi dan semua permasalahan sudah terpetakan penulis mengajak pembaca untuk membuat information architecture. Hal ini sangat vital karena semua perusahaan membutuhkan basis informasi yang akurat agar dapat menjalankan strategi bisnisnya dengan efektif dan efisien. Dalam buku ini penulis menjabarkan bagaimana membuat mapping dalam mencatat dan merapikan informasi menggunakan kolom-kolom yang memudahkan pengaksesan informasi secara efektif dan efisien.

Software System

Berbicara tentang menjalankan usaha di era digital maka kita tak akan jauh dari penggunaan software. Di dalam buku ini penulis mengajak kita memahami bagaimana membuat software system yang dapat mendukung berjalannya usaha atau perputaran ekonomi di era digital. Dengan menggunakan gambar, pembaca akan sangat dimudahkan untuk menangkap konsep yang dijelaskan penulis dalam membangun software system yang bagus, rapi, dan efektif.

Menurut penulis, project software selalu melibatkan tiga unsur yaitu people (manusia), technology (teknologi), dan environment (lingkungan). Ketiga aspek ini harus berjalan presisi dan harmonis. Permasalaha di salah satu aspek bisa mempengaruhi aspek lainnya yang akhirnya berpengaruh pada seluruh sistem.

Pada bab-bab berikutnya penulis mengajak pembaca memahami konsep dasar dalam pengelolaan IS (informatiaon system) dan IT (information technology, pengelolaan marketing baik online atau offline, dan membangun brand perusahaan. Dalam bab ini penulis menerangkan bagaimana proses branding strategy untuk dapat memberikan rasa percaya dan aman kepada konsumen.

Pada bab delapan dan sembilan penulis menerangkan tentang pengelolaan human capital perusahaan dan lika-liku pengurusan hak paten, merek dan legal issue. Hal ini sangatlah penting untuk mendapatkan perlindungan dan kepastian hukum dalam berbisnis di era digital.

Untuk memungkasi buku ini, penulis membahas tentang bagaimana cara membentuk atmosfer kultur digital. Penulis menekankan pentingnya membangun kultur atau budaya digital untuk memastikan perjalanan organisasi didukung dengan lingkungan, sumberdaya, dan konsumen yang sudah terbiasa dengan nilai-nilai digital. Hal itu akan bisa terjadi ketika semua pihak mau mengikuti perubahan dan bertransformasi karena budaya selalu bergerak dan tidak pernah berhenti.


Rekomendasi buku : https://andipublisher.com/produk/detail/strategi-transformasi-digital-solusi-untuk-menghadapi-hempasan-gelombang-digital-disruption