Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan

Dilihat : 74

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada Selasa, 8 April 2025. Rupiah dibuka pada level Rp16.850 per dolar AS, melemah 1,78% dibandingkan penutupan sebelumnya. ​

Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah:

  1. Penerapan Tarif Resiprokal oleh AS: Pemerintah AS, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, memberlakukan tarif baru sebesar 32% pada produk impor dari Indonesia mulai 2 April 2025. Kebijakan ini memicu kekhawatiran di pasar keuangan global dan domestik, mengingat potensi dampaknya terhadap ekspor Indonesia dan pertumbuhan ekonomi nasional. ​
  2. Respons Pasar terhadap Perang Dagang: Pengumuman kebijakan tarif oleh AS direspons negatif oleh negara-negara yang terkena dampaknya, termasuk Indonesia. Pasar khawatir bahwa eskalasi perang dagang ini dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi global, sehingga investor cenderung mengalihkan investasinya ke aset yang dianggap lebih aman. ​
  3. Data Tenaga Kerja AS yang Positif: Laporan tenaga kerja non-pertanian (non-farm payrolls) AS menunjukkan hasil yang lebih baik dari proyeksi, memperkuat posisi dolar AS di pasar global dan menambah tekanan pada mata uang negara berkembang seperti rupiah. ​

Dampak pada Pasar Saham Indonesia:

Pelemahan rupiah berdampak langsung pada pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sebesar 9,2% pada pembukaan perdagangan 8 April 2025, mencapai level terendah sejak Juni 2021. Penurunan drastis ini memicu penghentian perdagangan sementara (trading halt) selama 30 menit oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menstabilkan pasar. ​

Langkah-langkah Stabilitas oleh Otoritas:

  • Bank Indonesia (BI): BI mengumumkan intervensi agresif di pasar valuta asing, termasuk di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan obligasi, untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
  • Bursa Efek Indonesia (BEI): BEI memperketat aturan perdagangan dengan menyesuaikan ambang batas auto-rejection dan memperluas pemicu penghentian perdagangan berbasis indeks. Jika indeks turun lebih dari 20%, perdagangan akan dihentikan untuk sisa hari tersebut guna memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi dan menenangkan pasar. ​

Prospek dan Tindakan Selanjutnya:

Pemerintah Indonesia berencana mengirim delegasi ke Washington untuk bernegosiasi dengan AS, dengan proposal termasuk peningkatan pembelian produk AS oleh Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan dan memberikan sentimen positif bagi pasar domestik. ​

Meskipun pasar saham Asia menunjukkan aksi "buy on dip" yang dapat memberikan sentimen positif, pasar tetap rentan terhadap tekanan hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai negosiasi tarif dan perkembangan geopolitik lainnya.

Situasi ini mencerminkan pentingnya stabilitas ekonomi dan diplomasi dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang kompleks.