93 Tahun Memperingati Hari Ibu
Dilihat : 147
Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember. Hari Ibu sudah diperingati selama 93 tahun.
Hari Ibu identik dengan ucapan terima kasih anak ke Ibu atas kasih sayangnya. Ucapan terima kasih tersebut bisa berupa ucapan terima kasih sederhana, memberikan kue buatan sendiri hingga kejutan spesial untuk Ibu. Namun tidak banyak yang tahu jika Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Hari Ibu Internasional. Yuk, simak ulasannya!
Perempuan dan Kemerdekaan
Gritte Agatha Mengibarkan Bendera Merah Putih/today.line.me
Hari Ibu ternyata tidak hanya menjadi momen di mana kita berterima kasih atas kasih sayang yang sudah Ibu kita berikan. Hari Ibu ternyata merupakan bentuk peringatan dalam mengenang dan menghargai perempuan di Indonesia yang berjuang mendapatkan kemerdekaan bagi Indonesia. Hari Ibu di Indonesia lebih berfokus pada gerakan perempuan Indonesia dalam berkontribusi memajukan bangsa.
Peringatan akan perjuangan perempuan di Indonesia menjadi cikal bakal diperingatinya Hari Ibu Nasional. Salah satunya dikarenakan adanya ketetapan yang dilakukan oleh Kongres Perempuan II yang menyatakan bahwa fungsi utama seluruh perempuan Indonesia adalah sebagai Ibu Bangsa. Oleh karena itu, Hari Ibu tidak hanya untuk memperingati jasa yang Ibu kita telah berikan tapi juga untuk seluruh perempuan di Indonesia.
Sejarah Hari Ibu
Kongres Perempuan Indonesia/kompas.com
Peringatan Hari Ibu dimulai dari Kongres Perempuan Indonesia I yang pada saat itu diadakan pada 22-25 Desember di Yogyakarta. Kongres Perempuan Indonesia I diadakan di sebuah gedung milik Raden Tumenggung Joyodipuro. Kongres tersebut dihadiri pada 30 organisasi wanita yang berasal dari kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Kongres Perempuan Indonesia I membahas mengenai kesetaraan gender antara perempuan dengan laki-laki.
Kongres Perempuan Indonesia tidak hanya berhenti di situ. Kongres terus diadakan hingga Kongres Perempuan Indonesia III tercetuslah sebuah ide untuk memperingati Hari Ibu pada 22 Desember. Tanggal tersebut dipilih sesuai dengan hari pertama dilaksanakannya Kongres Pemuda I. Ide ini kemudian didukung oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959.