[PRE ORDER]

Senja tak dapat dipungkiri, selalu memberikan sisi magisnya tersendiri. Momen tergelincirnya matahari sebelum tergantikan rembulan. Rembulan pun hadir dan menjimpit cahaya yang ditinggalkan matahari. Memberikan ketenangan dan kesunyian kepada manusia untuk menyadari salah satu kebutuhan dasarnya, untuk memejamkan mata dan tidak berbuat apa-apa. 

Pada era modern ini tidak dapat dipungkiri, saat senja tak lagi sama dibanding era sebelumnya. Rutinitas dan tuntutan pekerjaan menyebabkan sebagian besar umat manusia masih berjibaku dengan keadaan saat senja tiba. Perempuan sebagai bagian dari peradaban umat manusia pun menjelma menjadi sosok yang luar biasa. Tidak lagi terjebak dengan konsep sebagai pengawal kesinambungan kehidupan dan regenerasi di masa mendatang dari rumah, perempuan saat ini juga didorong untuk hadir menjadi bagian tulang punggung keluarga. Bahkan tidak jarang harus menghadapi situasi terpisah jarak dan waktu dengan keluarga. 

Tapi dibalik itu semua, perempuan tetaplah sosok manusia yang dibangun dengan perasaan. Ada sisi sentimental yang hadir dalam setiap jejak langkahnya. 

Senja, perempuan, keluarga, cinta, jarak, dan rindu menjadi inspirasi utama penulisan buku ini. Pengalaman penulis yang juga dipisahkan oleh jarak dari keluarga karena pekerjaan mendorong untuk memfrasakan kenangan-kenangan tersebut ke dalam sebuah karya sastra. Semoga refleksi tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembaca.