Di beberapa daerah, tanaman vanilla dibiarkan tumbuh bak tanaman liar dikarenakan petani sudah enggan memeliharanya. Bukan hanya permasalahan pasar, jangka waktu pemeliharaan tanaman yang relatif lama untuk memperoleh hasil produksi perdana dan perawatan tanaman yang intensif juga menjadi penyebabnya petani tidak tertarik lagi melakukan budi daya tanaman vanilla di Indonesia. Padahal sampai sekarang buah vanilla tetap dikenal sebagai komoditas rempah termahal nomor dua di dunia. Di pasar rempah internasional, harga jual berkisar antara USD 20 hingga USD 35 setiap satu kilogram vanilla kering. Oleh karena itu penulis mempunyai ide sederhana bila tanaman vanilla ditanam dan dikembangkan dalam wadah atau media berupa pot. Vanilla tabulampot, demikian istilahnya. Sembari menunggu berbuah, bertanam vanilla dalam pot dapat menjadi hobi unik bagi para pembaca yang gemar berkebun di pekarangan rumah atau bermaksud menjadikan tanaman vanilla sebagai tanaman hias, khususnya bagi para pemilik gerai es krim, hotel, restoran maupun kafe yang menyajikan menu berkaitan dengan vanilla. Bagi petani yang memiliki lahan terbatas, bertanam vanilla dalam pot setidaknya menjadi tabungan hidup yang hasil panennya bisa dinikmati setiap satu tahun sekali.
Ukuran : 14 x 21cm
Tahun Terbit |
2014 |
Penulis |
Agus Ramada Setiadi |
ISBN |
978-979-29-2193-9 |
Edisi |
i |
Halaman |
x+86 |