Batik yang sering disebut sebagai warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki nilai adiluhung dan harus dilestarikan itu sebenarnya hanya dapat diklaim oleh "batik klasik Bukan batik kekinian yang diproduksi atas nama tren mode, tuntutan selera pasar yang sama sekali sudah tidak punya "roh" atau "jiwa" Motif batik yang tergolong klasik jumlahnya ribuan, tetapi di antara itu ada motif-motif yang tergolong sebagai motif babon (induk) yang legendaris. Yaitu, motif-motif di samping kepopulerannya, juga motif yang banyak digunakan pada ritual dalam kehidupan orang Jawa. Mulai upacara terkait kelahiran, pertumbuhan dalam kehidupan seseorang, pernikahan, serta berbagai perlambang dalam menjalani kehidupan hingga saat upacara kematian. Banyak kalangan yang meyakini bahwa tatanan seperti ini bermula semenjak era kraton Mataram Islam yang berdiri sekitar abad ke-16, tepatnya pada tahun 1582 di Pulau Jawa. Bahkan diduga bahwa istilah batik dan ambatik baru digunakan di era ini. Ukuran Buku: 19x23
Tahun Terbit |
2022 |
Penulis |
Adi Kusrianto |
ISBN |
978-623-01-1880-7 |
Edisi |
I |
Halaman |
xiv+202 |