Rama adalah seorang tunanetra yang punya cita-cita tinggi.Ia ingin sekolah di sekolah umum, bukan di SLB seperti halnya murid-murid tunanetra lain. Setelah melalui perjuangan keras, akhirnya ia berhasil diterima di sebuah SMA unggulan, yaitu SMA 67. Di hari pertamanya sekolah, Rama menabrak pintu gerbang sekolah yang sudah ditutup karena upacara bendera telah dimulai.Rama ditolong oleh penjaga gerbang sekolah, lalu dibariskan di antara murid-murid yang tengah upacara. Saat sedang mengikuti upacara sambil memegangi hidungnya yang luka, seorang murid perempuan menyapa dan memberinya sapu tangan untuk menyeka luka di hidungnya. Rama sangat senang menerima bantuan itu, namun ia belum sempat menanyakan nama murid perempuan itu karena bel tanda bubar upacara keburu berbunyi. Maka, Rama pun berusaha mencari kelasnya. Di saat itulah tongkat Rama menyenggol kaki murid perempuan bernama Cindy yang langsung mendampratnya. Beruntung Rama ditolong oleh Elis, murid cantik yang kemudian jadi teman akrab Rama. Akhirnya Rama menemukan kelasnya yaitu kelas 1-7. Di sana, ia berkenalan dengan Ardan teman sebangkunya, dan beberapa anak lain yang langsung jadi akrab dengannya. Itu karena Rama berbeda dengan tunanetra lain. Ia ramah dan percaya diri, dan senang ngobrol dengan orang lain. Ternyata murid perempuan yang tadi memberikan sapu tangan pada Rama juga ada di kelas itu. Rama tahu itu karena parfum mawar yang diciumnya saat pertama kali bertemu dengan murid perempuan itu sama dengan aroma parfum yang ia cium dari murid perempuan yang tengah memperkenalkan dirinya di depan kelas. Namanya Rara, gadis yang bercita-cita ingin jadi pahlawan di sekolah Rama itu. Rama, Ardan, Elis dan murid-murid lainnya pun kian hari kian akrab. Sampai suatu ketika, Rama ingin menunjukkan pada teman-temannya kalau dia bisa main game ding dong. Kala itu, permainan ding dong (mesin game yang dimasukkan koin dan terdapat di pasar atau supermarket) tengah popular, dan salah satunya adalah Mortal Kombat. Game pertarungan itu tergolong susah dimainkan dan memerlukan keterampilan khusus. Jelas saja teman-teman Rama tidak percaya, karena Rama buta dan mustahil orang buta main game.Apalagi ketika Rama menabrak angkutan umum yang tengah berhenti, anak-anak termasuk Cindy ramai-ramai mencibirnya.Namun, Ardan dan Dodo (sahabat Ardan) tetap ingin melihat Rama main game, dan mereka pun membawa Rama ke arena ding dong di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Maka, penggila game di SMA 67 jadi gempar ketika Rama berhasil membuktikan kalau tunanetra ternyata mampu main game.Ia pun mendapat banyak teman, dan semakin banyak pula murid-murid yang ingin tahu bagaimana Rama menjalani hidupnya sebagai seorang tunanetra. Tantangan berikutnya kembali dihadapi Rama ketika salah seorang guru bernama Pak Soemanto keberatan mengajar Rama. Alasannya adalah karena cara Rama membaca dan menulis tidak sama dengan yang dia ajarkan. Saat Rama tak lagi mampu berargumen, mendadak Rara membela Rama bahkan rela dimarahi oleh Pak Soemanto. Hal itu tentu saja mencengangkan Rama, karena ia tak pernah mendengar Rara bicara, dan dia juga tak pernah bicara dengan Rara. Yang lebih mencengangkan lagi adalah pertemuannya dengan Rara di lubang aneh. Jadi, Cindy dan gerombolannya mengerjai Rama hingga jatuh di sebuah lubang, dan disitulah Rama kembali bertemu dengan Rara.Rara pun mengobati luka Rama. Sementara itu, pecinta game di SMA 67 dihebohkan oleh pemain game yang sangat jago bernama Rose. Nama Rose itu terpampang di high score (perolehan nilai) di ding dong Pondok Labu. Anak-anak penasaran siapa Rose itu, karena menurut informasi preman yang main ding dong di Pondok Labu, Rose itu adalah perempuan, sementara di tahun 1997 itu perempuan yang jago main game boleh dibilang barang langka dan tidak mungkin ada. Belum lagi teka-teki soal Rose terungkap, Rama kembali menemui misteri.Kini tiap pagi mejanya selalu penuh dengan panganan ringan dan air mineral. Dia memang pernah cerita sama Elis kalau dirinya suka kekurangan jatah makan di asrama tempat dia tinggal bersama teman-teman tunanetranya. Jadi Rama menyangka panganan dan air itu adalah pemberian dari Elis secara diam-diam. Maka, Rama pun mulai menyukai Elis dan menyatakan perasaannya.Sayang, Elis menolaknya karena menurut Elis, dia sudah punya pacar.Seorang cowok bernama Rhismal. Teka-teki tentang Rose segera terungkap saat akhir kelas 1.Saat itu anak-anak 1-7 tengah berkumpul di rumah wali kelas dan main game super Mario bros. Di saat itulah Rara menunjukkan keahliannya main game yang di atas rata-rata, dan Rama mencium parfum mawar Rara. Mawar kalau diterjemahkan dalam bahasa Ingggris artinya Rose, dan kemampuan Rara main game itu sudah tak perlu diragukan lagi. Di kelas 2, Rama makin akrab dengan Rara.Terlebih lagi ketika Rama ikut ekskul Karate dan Robotika, dua pelajaran non sekolah yang mustahil dijalankan oleh tunanetra. Namun, dengan berbagai cara yang unik, Rara membimbing Rama belajar dua ekskul tersebut. Akhirnya, Rama dan anak-anak main ke rumah Rara. Ini atas saran Niki, sahabat Rara yang bilang kalau rumah Rara sangat asyik dipakai belajar dan bermain.Tentu saja anak-anak tercengang saat sampai di rumah Rara. Bukan hanya mengetahui kalau Rara ternyata anak orang kaya, tapi juga karena di rumah Rara itu pemandangannya indah dan banyak game-game yang dapat dimainkan.Maka, anak-anak sepakat membentuk grup bernama Happy Army, tentara bahagia yang berjuang memajukan pendidikan sambil bersenang-senang. Namun, Ramalah yang lebih sering berkunjung ke rumah Rara.Keduanya bahkan nonton bareng, main game bareng, bahkan berjalan-jalan bareng.Kebersamaan itulah yang membuat keduanya saling mengenal lebih dalam. Rara juga membantu Rama belajar dengan cara merekamkan buku-buku pelajaran Rama ke kaset, jadi Rama bisa mendengarkannya kembali. Ternyata, di balik sifat Rara yang tenang dan kalem, Rara adalah gadis yang manis dan girly. Sebuah momen perekemahan di mana Rama dan Rara duduk berdua di samping api unggun adalah momen di mana secara tidak langsung hati mereka bertemu. Kemudian, Rama mengikuti sebuah lomba pidato bahasa Inggris antar SMA yang diselenggarakan di GOR Bulungan, Jakarta. Karena dikerjai Cindy, Rama hampir saja terlambat. Beruntung Rara dengan sigap membawa Rama ngebut naik motor hingga mereka tiba 1 menit sebelum lomba. Singkatnya, Rama berhasil jadi pemenang, dan saat mengangkat piala tinggi-tinggi, ia mengutarakan perasaan sukanya pada Rara. Namun sayang, Rara tidak merespon apa-apa. Setelah itu Rama bertengkar dengan Rara karena Rara merekam buku-buku pelajaran kelas 3 Bahasa, sementara Rama mau masuk kelas 3 IPA bersama Rara. Rama sungguh tidak mengerti kenapa Rara tidak mau meluluskan keinginan Rama untuk membantunya masuk kelas 3 IPA.Setelah pertengkaran itu, Rara tidak masuk sekolah selama 3 hari, dan Rama jadi kuatir. Syukurlah di hari berikutnya Rara masuk sekolah. Namun, sebuah kejadian begitu mengejutkan Rama.Ketika berjalan pulang sekolah, tiba-tiba Rara jatuh pingsan dan muntah darah. Ternyata, selama ini Rara mengidap tumor otak, dan hampir semua teman-teman Rama dari Happy Army tahu itu kecuali Rama. Rama marah besar karena dia tidak diberitahu, tapi ia menyesal ketika teman-temannya bilang bahwa mereka tidak mau Rama sedih kalau Rama tahu perihal penyakit Rara. Lalu, Rama pun menemui Rara dan minta maaf atas pertengkaran yang pernah terjadi di antara mereka.Lewat tali cinta yang semakin kuat, akhirnya Rara menyampaikan pada Rama kalau sebenarnya saat Rama mengutarakan perasaannya sambil mengangkat piala kemenangan, Rara ada di situ. Namun karena Rara sedang sakit, ia tak dapat berbuat apa-apa. Dan sebagai jawabannya, Rara tidak mau menerima Rama saat ini, namun di masa depan, dalam sebuah ikatan pernikahan. Dengan setia, Rama mendampingi Rara di rumah sakit. Keduanya semakin dekat dan lekat. Hingga akhirnya tiba saatnya Rara harus dioperasi, dan Rama harus berjuang keras agar perasaannya tidak ambruk dan nanti meruntuhkan semangat Rara. Rama begitu bersyukur saat ia mendapati Rara berhasil melalui operasi dan sembuh dari tumor otaknya. Namun kebahagiaan itu tidak lama, karena Allah tetap mengambil nyawa Rara di hadapan Rama, tepat ketika Rama menyanyikan lagu Sleepsong. Lagu yang mengikat hati mereka berdua. Hati Rama hancur.Ia tak dapat menerima kenyataan bahwa Rara telah meninggal. Hingga akhirnya, dengan cara yang keras, Cindy yang selama ini membenci Rama membuka mata Rama. Cindy menyampaikan bahwa selama ini dia tidak suka Rama yang tunanetra karena abang Cindy juga tunanetra.Abang Cindy jadi buta karena frustrasi kehilangan pacarnya yang meninggal. Jadi, Cindy tidak mau melihat Rama meniru jejak abangnya. Maka, Rama kembali bangkit dan memimpin Happy Army, hingga ia berhasil lulus dan jadi juara kelas 3 Bahasa. Di saat kelulusan itulah, Cindy menghadirkan ciptaannya, sebuah robot humanoid yang menyerupai wujud Rara (meski belum berupa robot sempurna). Di dalamnya tersimpan rekaman suara Rara untuk Rama dan teman-temannya. Rekaman suara dari orang yang berhasil menjadi pahlawan untuk Rama dan seluruh isi SMA 67.
Ukuran : 13x19cm
Tahun Terbit |
2013 |
Penulis |
Ramaditya Adikara |
ISBN |
978-979-29-2098-7 |
Edisi |
i |
Halaman |
xvi+368 |