[PRE ORDER]
Dia selalu merasakan kesepian walau wajahnya selalu tersenyum. Senyum Michela memang terlihat tulus dan penuh kehangatan. Namun, hati siapa yang tahu. Walau Michela selalu mencoba jujur kepada orang lain, tapi sebenarnya dia juga selalu berbohong kepada diri sendiri. Selalu ingin terlihat tegar, walau hati selalu menangis. Bersikap jujur, tetapi berbohong akan perasaan.
Michela semakin jauh dari Iki. Iki sangat merasakan itu. Michela selalu menghindari Iki. Saat Iki mencoba memperbaiki hubungannya, Michela terus menghindar seakan dia benar-benar ingin menjauh dari Iki. Jarak semakin jelas terlihat di antara keduanya. Michela yang membuat jarak tersebut.
Michela sedikit memikirkan Iki. Akankah hubungannya bisa baik-baik saja? Atau setelah ini mereka akan menjadi orang yang asing? Michela bingung bagaimana menghadapi Iki besok, seakan Michela ingin menghindar dan tak ingin bertemu Iki lagi, demi kebaikan mereka.
“Sudah kubilang, Chele. Jangan menangis. Jangan bersedih. Aku mau melihat kamu tersenyum, tapi aku tidak melarang kamu menangis. Aku hanya tidak ingin jika kamu terlalu lama bersedih. Aku selalu ada buat kamu. Aku terima semua kekuranganmu, apa pun itu—semuanya sempurna di mataku. Jadi kumohon, jangan pergi lagi, Chele.”
“Bagiku, kamu adalah warna terindah di duniaku. Duniaku tak berwarna sejak dulu, bahkan sampai sekarang—hanya kamu warna terindah di duniaku, Ki.”
Tahun Terbit |
2025 |
Penulis |
Asep Kurnia |
ISBN |
Edisi |
1 |
Halaman |
vi + 394 |