[PRE ORDER]
Sampai sekarang ini sengsara dan kematian Yesus dianggap peristiwa yang mustahil terjadi. Bahkan muncul teori-teori yang secara tegas menolak kematian Yesus, seakan memperkuat kemustahilan tersebut. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada orang Kristen yang mengimani bahwa Yesus sungguh-sungguh telah mati dan bangkit. Bukan hanya berpengaruh, malah menggoncangkan iman dan dapat saja menyesatkan. Berbagai media pun turut menyebar-luaskan teori dan penolakan tersebut.
Akan tetapi hal seperti ini sebenarnya bukan baru, sejak zaman Yesus sudah muncul. Oleh karena itu, Para Rasul dengan berani dan tegas menolak teori yang menyangkal kematian dan kebangkitan Yesus. Upaya yang sama dilakukan oleh Para Teolog, Pemimpin gereja dan pelayan jemaat tetapi dengan pendekatan pembinaan iman. Penulis sangat tergugah dengan hal-hal dimaksud dan berupaya semaksimal mungkin mencari bahan mengenai kematian Yesus yang berfokus pada Yohanes 19:31-37. Upaya ini dilakukan untuk memberi pemahaman yang luas mengenai kematian Yesus sekaligus memberi pegangan iman, terutama warga jemaat yang acapkali digoncangkan iman mereka oleh berbagai pendapat dan teori yang menyesatkan. Pemahaman dan pegangan ini bertumpu pada kesaksian Injil mengenai kematian Yesus ditambah berbagai sumber yang bisa diandalkan.
Kajian terhadap Yohanes 19:31-37 merupakan salah satu upaya untuk memberi pemahaman dan pegangan iman mengenai kematian Yesus. Kajian perikop Yohanes ini sangat menarik bagi Penulis, sebab memuat empat fakta mengenai kematian Yesus yakni fakta teologis, fakta Yuridis, fakta medis dan fakta historis. Dengan demikian kita betul-betul mengetahui persis kematian Yesus sesuai kesaksian dalam Injil dan sekaligus menjadi dasar untuk menyikapi secara bijak teori-teori dan pendapat-pendapat yang tidak mengakui kematian Yesus.
| Tahun Terbit |
| 2025 |
| Penulis |
| Pdt. Calvyn Taunaumang,S.Th.M.Pd.K |
| ISBN |
| Edisi |
| 1 |
| Halaman |
| vi + 74 |
